Ramadhan: Meraih Cuan Dunia dan Akhirat
Oleh: Jadzil Baihaqi
Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang harus dijalankan oleh seluruh umat Islam. Kewajiban ini tertuang dalam QS. Al-Baqarah ayat 183: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. Lebih spesifik ketentuan ibadah puasa Ramadhan disebutkan dalam QS. Al-Baqarah ayat 184 dan 185 (kewajiban mengganti jika tidak puasa), serta 187 (puasa dilaksanakan mulai fajar sampai datang malam dan larangan mendekati istri saat berpuasa). Dari ketentuan tersebut, menunjukkan bahwa ibadah puasa Ramadhan merupakan ibadah yang harus dilaksanakan secara serius dan sungguh-sungguh oleh setiap muslim. Tidak lain tujuan puasa adalah meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Ibadah puasa Ramadhan yang dilaksanakan setahun sekali (selama sebulan) ini tentu berpengaruh terhadap sikap umat Islam. Ada yang merasa gembira, biasa saja, atau malah susah. Yang merasa gembira karena sadar bahwa ia akan mendapatkan gelar taqwa ketika menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan baik. Yang merasa biasa saja karena tidak memiliki target ketaqwaan yang lebih baik. Sedangkan yang merasa susah karena menganggap puasa dapat menyiksa dirinya karena seharian tidak bisa melakukan hal yang dirasa enak. Sebagai muslim yang baik, seharusnya sikap kita adalah yang pertama, yaitu merasa gembira dengan datangnya Ramadhan.
Ramadhan sesungguhnya tidak hanya menjanjikan surga di akhirat kelak, tetapi juga dapat menjanjikan keuntungan ekonomi di dunia. Sebagai seorang muslim di Indonesia yang jumlahnya mayoritas, kita seharusnya bisa sangat bersyukur. Semua orang memiliki semangat yang sama untuk menjalankan ibadah puasa. Momen ini seharusnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kondisi ekonomi rumah tangga. Saat ramadhan, kebutuhan terhadap barang dan jasa meningkat. Dengan permintaan yang meningkat, diiringi dengan mulai pulihnya daya beli masyarakat dari pandemic covid-19, maka dapat menjadi peluang untuk memperoleh tambahan penghasilan.
Tidak bijak rasanya jika sebagai muslim, pada bulan Ramadhan, kita hanya fokus mengejar dunia (peningkatan ekonomi). Allah SWT telah menjanjikan pahala yang tidak terbatas di akhirat kelak bagi hambaNya yang menjalankan puasa pada bulan Ramadhan. Setiap amal anak adam adalah untuknya kecuali puasa. Karena sesungguhnya puasa adalah untukKu dan Aku yang akan langsung membalasnya (HR. Bukhari dan Muslim). Selain itu, setiap ibadah lain yang dilakukan pada bulan Ramadhan akan dilipatgandakan. Semua amalan anak adam akan dilipatgandakan, yaitu satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat (HR. Muslim). Belum lagi saat kita beruntung mendapati ibadah pada malam lailatul qadar, pahalanya seperti melakukan ibadah selama seribu bulan. Masya Allah. Sampai kita tidak bisa membayangkan seberapa banyak pahala yang akan didapatkan kelak di akhirat jika mengisi bulan Ramadhan dengan amal ibadah yang mulia. Namun kita perlu hati-hati, jangan sampai melakukan dusta dan membicarakan keburukan orang. Karena kedua hal tersebut dapat membatalkan pahala puasa kita. Wallahu a’lamu bisshowab.