MENGGAPAI MAGHFIROH RAMADLAN
Oleh H. Zaenal Khafidin, M.Ag.
Puji syukur yang mendalam sungguh patut kita panjatkan kepada Allah SWT Dzat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, yang telah menjadikan kita menjadi bagian dari Ummat Nabi Muhammad SAW. Ummat akhir zaman yang didaulat menjadi Khoiro Ummah dengan dibekali berbagai macam keistimewaan dibandingkan dengan ummat-ummat sebelumnya.
Diantara keistimewaan tersebut adalah jika ummat Nabi Muhammad SAW melakukan dosa tidak langsung di azab di dunia, namun masih diberi kesempatan untuk mohon ampun dan bertaubat kepada Allah SWT. Hal ini sangat berbeda dengan ummat sebelumnya dimana Allah SWT langsung menimpakan azabNya di dunia. Diantaranya adalah peristiwa ketika umat Nabi Musa As melakukan kesalahan dengan menyembah anak sapi, maka taubatnya adalah dengan cara membunuh diri mereka sendiri, sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Baqarah ayat 54.
Dalam ayat lainnya, yakni surat Al-Baqarah ayat 65-66, terungkap juga sebuah peristiwa ketika kaum Yahudi dilarang untuk memancing ikan oleh Nabi Musa AS di hari Sabtu, karena hari itu adalah khusus untuk ibadah, tetapi mereka tetap melakukannya. Maka, Allah langsung mengazab mereka, yakni menjadikan mereka binatang kera, Contoh lain terjadi pada umat Nabi Hud yang durhaka kepada Allah SWT, maka Allah langsung memberinya azab dengan mengirimkan awan yang membawa air hujan yang pedih bagi kaum ‘Aad, sebagaimana Allah jelaskan dalam surat Al-Ahqaf ayat 22-25.
Sebuah kenyataan yang sangat berbeda dengan perlakuan Allah SWT kepada ummat Nabi Muhammad SAW jika melakukan dosa, Allah SWT menyatakan diriNya sebagai dzat yang maha pemberi maghfiroh (Al-Qur’an menyebutkan kata Al-Ghofur sebanyak 91 kali) dan bahkan memerintahkan kepada para manusia untuk memohon ampunan dan maghfirohNya (Al-Qur’an menyebutkan kata Istaghfiruu sebanyak 22 kali)
Sudah menjadi sunnatullah, kita sebagai seorang manusia tidak terlepas dari salah dan dosa, Rasulullah SAW sendiri menegaskan :
ÙƒÙلّ٠بَنÙÙŠ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْر٠الْخَطَّائÙيْنَ التَّوَّابÙوْنَ.
Artinya : “Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat”. (HR Tirmidzi 2499, Shahih at-Targhib 3139).
Pada saat sekarang ini, kita masuk pada sepuluh hari tahap kedua pada bulan Ramadlan. Dimana Rasulullah SAW menyatakannya sebagai saat turunnya Maghfiroh Allah SWT. Maka mari kita luangkan waktu, memanfaatkan kesempatan yang luar biasa ini, untuk beribadah dan bertaqorrub kepada Allah SWT, seraya memohon ampunan, maghfiroh dan Ridlo Allah SWT.