Mahasiswa PGMI Ekspresikan Kreativitas melalui GKS
Ajang pagelaran seni yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) PGMI IAIN Kudus bertajuk Gebyar Kreativitas Seni (GKS) ini merupakan acara tahunan yang menjadi ajang mengekspresikan kreativitas seni para mahasiswa PGMI semester VII.
Tahun 2022 ini merupakan kali ke enam pagelaran ini dilaksanakan. GKS VI ini mengusung tema Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islami. Acara yang dilaksanakan di GOR IAIN Kudus ini digelar selama dua hari yaitu pada 11-12 Januari 2022.
Dalam sambutan pembukaan Rektor IAIN Kudus menyampaikan bahwa kesenian merupakan suatu ekspresi spiritual yang bisa membangkitkan dan mendekatkan diri kepada Allah.
“Oleh karena itu, perlu kita desain kesenian yang religius, yang didasarkan kepada nilai-nilai ketuhanan. Sehingga ketika bersenian bisa mengingatkan kita pada Allah” katanya.
Mudzakir berharap bahwa kesenian yang dikembangkan PGMI ini tidak sekedar menggali budaya yang dikembangan nenek moyang atau walisongo yang mungkin sudah mati. Tapi mampu mengkolaborasikannya dengan kesenian modern.
“Adanya kolaborasi budaya itu maka akan muncul satu kreativitas baru. Kami harap melalui event seperti ini kesenian PGMI dapat berkembang dan dapat ditampilkan di setiap kesempatan” harapnya.
Sementara itu Dekan Fakultas Tarbiyah Dr. Abdul Karim, M.Pd. mendukung adanya pelaksanaan GKS ini. Karena melalui event ini akan menampilkan kreativitas dan ide-ide segar terkait penyelenggaraan seni.
“Kegiatan seperti ini menjadi sebuah keadaan untuk membina dan mengembangkan kreativitas seni para mahasiswa prodi PGMI. Dan melalui event ini bisa menghasilkan prestasi membanggakan” ujarnya.
Karim menuturkan pada tahun 2021 prodi PGMI berhasil memiliki prestasi di 27 event baik event lokal , regional, nasional dan bahkan international.
Kesenian dan keindahan sangat sulit dirumuskan dan katakan. Kesenian sebagai bukti ekspresi yang dilakukan oleh mahasiswa yang berwujud pada kesenian keindahan, yang mengantarkan para mahasiswa untuk bangkit bagaimana meningkatkan kualitas pembelajaran dan pada akhirnya dapat mewarnai seni-seni di luaran sana. Tidak hanya seni yang bersifat liberal tapi ujungnya akan Mengarahkan seni yang menjadi sebagai media untuk meningkatkan kualitas peribadatan.
“Silakan terus dikembangkan, jangan bicara haram tentang seni, karena substansinya tidak ada yang diharamkan, jangan bicara seni itu tidak baik dan tidak benar karena substansinya adalah kita berkeinginan untuk membangun bagaimana karakter yang berakhlakul karimah” jelasnya.(Yusi)