Loading...

Link & Aplikasi

    

Direktur PD Pontren Kemenag Launching Sekolah Akuntansi Pesantren di IAIN Kudus

Blog Single

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Dr. H. Waryono Abdul Ghofur, M.Ag didampingi Rektor, Para Wakil Rektor, serta Kabiro AUAK me-launching Sekolah Akuntansi Pesantren di Aula lt.3 Gedung Rektorat IAIN Kudus pada Jumat (10/12/2021).

 

Waryono mengapresiasi adanya Sekolah Akuntansi untuk Pesantren ini, dengan tegas menyatakan optimis bahwa kedepan pesantren akan lebih bagus dalam kontek keuangan. Menurutnya pondok pesantren sudah memiliki banyak modal untuk pertanggungjawaban, tapi dalam praktik keuangan yang modern, sebagian pontren baru memasuki hal tersebut.

“Melalui ini mudah-mudahan pontren kedepan akan lebih cepat dalam merespon sekaligus melakukan akselerasi diri dalam persoalan-persoalan keuangan” harapnya.

Warnoyo berharap dengan mengikuti acara ini para santri memiliki kompetensi dalam bidang akuntansi, sehingga santri bukan hanya pintar ngaji tapi juga mengetahui bagaimana dalam memberikan pertanggungjawaban. 

Dalam acara ini pun Waryono juga memberikan penguatan moderasi beragama khususnya bagi pesantren mahasiswa Ma`had Al- Jam`iyah. Beliau berharap para santri mampu memanfaatkan teknologi yang ada dengan menyebarkan Islam yang wasathiyah. 

Sekolah akuntansi pesantren ini merupakan pertama kalinya di Indonesia. Rektor IAIN Kudus Dr. H. Mudzakir, M.Ag. menyampaikan bahwa IAIN Kudus menggagas adanya sekolah ini karena IAIN Kudus memiliki sumber daya  yang mencukupi terkait akuntansi, dan yang penting IAIN Kudus berhasil mempertahankan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan/Pemeriksaan (TLHP) 0 (nol). 

"Dengan adanya TLHP 0 dalam 3 tahun terakhir ini menunjukan bahwa pertanggungjawaban keuangan IAIN Kudus ini  luar biasa, untuk itu pengetahuan tentang pertanggungjawaban keuangan ini kami bagi, untuk pertama ini kepada para santri" ungkapnya.

lebih lanjut Mudzakir menuturkan bahwa kedepan kiprah para santri akan semakin nyata, jika hanya mendapatkan pengetahuan di pesantren saja, maka akan mengalami suatu problema terkait pertanggungjawaban keuangan negara.

"Kedepannya  juga mereka mesti berkiprah tidak terbatas pada lembaga informal tp harus berkiprah di lembaga formal. Jika mereka memiliki pengetahuan agama yang kuat, aqidah yg kuat, memiliki kompetensi akuntansi yang bagus saya kira  kedepan dunia birokrasi bisa didominasi para santri" pungkasnya.

Sekolah akuntansi untuk pesantren ini merupakan bentuk kerja sama IAIN Kudus dengan Rabithah Ma`ahid Islamiyah RMI Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (RMI PWNU) Jawa Tengah. Hal ini dibuktikan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman yang dilakukan sebelum acara launching.

Sekolah akuntansi ini akan dilaksanakan selama tiga hari mulai Jumat-Ahad (10-12/11/2021) di hotel @hom Kudus. Koodinator Sekolah Akuntansi Pesantren Dr. Nor Hadi., SE., M.Si., Akt., CA,. CRA., CRP. menyampaikan bahwa peserta akan mendapatkan pengetahuan dan praktik terkait akuntansi khususnya dalam mempertanggungjawaban keuagan, dan bagaimana mengelola keuangan sehingga akuntabel dan transparan. 

" Dengan adanya program ini diharapkan mampu meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren, dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi Syariah, dan mampu membentuk insan yang berakhlak baik, andal, akuntabel dan transparan" pungkasnya.

Wakil Rektor III Dr. H Ihsan, M. Ag menambahkan bahwa Sekolah akuntansi untuk santri pesantren ini menjadi program baru dalam mewujudkan kerjasama yang digagas dan dikembangkan demi bakti kampus untuk masyarakat pesantren. Kerjasama antara IAIN, RMI Jawa Tengah dan Kementerian Agama RI menjadi sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat pesantren. Disamping untuk pengabdian tersebut, juga untuk semakin mengembangkan dan meningkatkan pesantren kampus (al Mahad al Jamiah IAIN Kudus untuk menjadi kampus yang memiliki kesiapan kampus dengan basis pesantren yang memadai. 

"Utamanya para santri yang nyantri di pesantren kampus siap menjadi teladan dan pionir di bidang akuntansi pesantren dan menjadi bestpractice ke depan." jelasnya.(Yusi)

 

 

Share this Post: