Supa’at Jadi Guru Besar Pertama Di IAIN Kudus
Prof. Dr. H. Supa’at, M.Pd. menjadi guru besar pertama di IAIN Kudus. Gelar guru besar secara resmi disandingnya terhitung mulai 1 Desember 2020 berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 140968/MPK/KP/2020 yang ditetapkan tanggal 28 Desember 2020 oleh Nadiem Anwar Makarim.
Supa’at yang saat ini menjabat sebagai Wakil Rektor I Bidang Akademik ini merasa senang dan bersyukur atas perolehan gelar guru besar dalam bidang ilmu kependidikan. Menurutnya bahwa jabatan guru besar merupakan prestasi atau karir sesungguhnya bagi seorang dosen.
“Puncak karir dosen itu bukan menjadi rektor atau wakil rektor, tapi puncak karir sesungguhnya bagi seorang dosen adalah menjadi guru besar. Banyak hal yang harus dipenuhi untuk mencapai Guru Besar. Meskipun semuanya tidak dengan mudah dicapai, tapi kesungguhan, dedikasi, dan do’a akan melapangkan jalan untuk mencapai jenjang Guru Besar tersebut,” ujarnya.
Supaat berterima kasih atas support lembaga, keluarga, sejawat dan kolega dalam proses pengajuan guru besarnya. Yang luar biasa adalah proses pencapaian Guru Besar dari posisi Lektor Kepala dilaluinya dengan cukup singkat, tidak lebih dari 1,5 tahun Dengan usia 59 tahun sudah menyandang Guru Besar, Supaat berharap hal tersebut mampu menjadi penyemangat para dosen IAIN Kudus untuk sesegera mungkin mencapai jenjang Guru Besar tersebut, karena banyak dosen IAIN Kudus yang sudah berkesempatan untuk itu.
“Dengan adanya dan bertambahnya guru besar, tentunya akan menjadi stimulan dalam proses transformasi IAIN menjadi UIN”terangnya.
Menariknya perjalanan karir guru besar pertama di IAIN Kudus ini dimulai dari golongan II/b menjadi seorang tenaga kependidikan yang saat itu tahun 1987 menjadi pegawai Subbag Akademik dan Kemahasiswaan Bagian Tata Usaha Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo di Kudus dan pernah menjabat sebagai kasubbag akademik pada 1991. Hingga akhirnya mengajukan mutasi menjadi dosen pada tahun 2001.
Ayah tiga anak ini merupakan alumni Jurusan Peradilan Agama IAIN Walisongo Semarang tahun 1987. Kemudian melanjutkan pendidikan S2 Manajemen Pendidikan dan S3 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta.
Keberhasilan menjadi seorang guru besar tidak lepas dari karya-karya yang ditorehkannya. adapun salah satu penelitian yang mendukung proses pengajuan guru besarnya yaitu jurnal international beruputasi yang berjudul The Muslim Millenial Family Typology:The Role of Muslim Family Circumflex Modelto avoid parents violent behavior against children in Indonesia". Tak hanya itu ada beberapa jurnal nasional yang terakreditasi Sinta 1-4 yang dimilikinya. (Yusi-Humas IAIN Kudus)