Bercinta di Bulan Ramadhan dalam Situasi Covid 19
Oleh Dr.Saliyo, S.Ag., M.Si
Apabila kita membaca teori tentang kebutuhan manusia dalam ilmu psikologi ada ilmuan yang mengembangkan teori tersebut. Dia adalah Abraham Maslow. Dia mengembangkan teori tersebut lebih dari dua puluh tujuh tahun ketika beliau masih hidup. Dia mulai mengembangkan meneliti berkaitan teori tersebut sekitar tahun 1940an. Teori tersebut dinamakan need hierarchy theory (teori hirarki kebutuhan manusia). Teori tersebut berisikan lima hirarki kebutuhan manusia yaitu : pertama psychological needs kebutuhan dasar psikologis manusia (makan,minum, tidur, sex, aktivitas fisik, dan kepuasan indrawi). Kedua safety needs (kebutuhan rasa aman). Ketiga love (social) needs (kebutuhan cinta) untuk saling menerima dan memberi. Keempat esteem needs (kebutuhan merasa cukup, berprestasi, kuat, percaya diri, merdeka, bebas dsb). Kelima need for actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri apa kemampuan pribadi yang dimiliki seseorang).
Mempertajam teori tersebut tentu teori tersebut dapat dijadikan pisau analisis dalam Islam terapan pada bidang ilmu psikologi Islam. Apalagi di bulan Ramadhan bulan ini umat Islam sedang melaksanakan ibadah puasa bulan Ramadhan dalam situasi menghadapi virus Covid 19. Lebih utamanya adalah dalam teori tersebut kebutuhan manusia yang ketiga dan yang pertama. Kebutuhan hirarki yang ketiga adalah love (social) needs (kebutuhan cinta) untuk saling menerima dan memberi. Merealisasikan kebutuhan yang ketiga ini di bulan Ramadhan apalagi dalam situasi virus Covid 19 untuk banyak berbagi. Berbagi sesama manusia baik materil ataupun non meteri. Berbagi materi dapat dalam bentuk harta benda yang dibutuhkan oleh saudara kita baik yang seiman ataupun yang berlainan. Berbagi nonmateri bisa dalam bentuk untuk dapat memberikan apresiasi,motivasi,dukungan pada petugas kesehatan yang menangani virus Covid 19, ataupun orang yang mendapatkan musibah virus tersebut. Tentunya periaku yang demikian bukan tanpa dasar dalam Islam Terapan Ilmu Psikologi Islam. Hal tersebut ada dalam hadis Rasulullah saw tentang lima pintu surga yang dapat dimasuki manusia yang beriman khusunya umat Islam.
Dari Abi Hurairah bahwa sesungguhnya Rasulullah saw bersabda :Barang siapa yang berinfak kepada dua keluarga dengan jalan Allah,maka orang tersebut akan dipanggil dari berbagai pintu surga, Hai hamba Allah bahwa itu perkara yang baik. Apabila orang tersebut ahli shalat, maka orang tersebut akan dipanggil masuk surga dari pintu ahli shalat. Apabila orang tersebut ahli berjuang dalam agama, maka orang tersebut juga akan dipanggil masuk surga dari pintu ahli jihad. Apabila orang tersebut ahli puasa, maka orang tersebut akan dipanggil masuk surga dari pintu surga “rayan”. Dan apabila orang tersebut ahli sedekah, maka orang tersebut akan dipanggil masuk surga dari pintu ahli sedekah (Mutafaqun ‘alaih).
Teori need hierarchy theory (teori hirarki kebutuhan manusia) yang lainnya yang tidak kalah pentingnya dalam ilmu Islam Terapan kaitannya dengan ilmu psikologi Islam adalah hirarki kebutuhan manusia yang pertama yaitu psychological needs kebutuhan dasar psikologis manusia (makan,minum, tidur, sex, aktivitas fisik, dan kepuasan indrawi. Teori ini sangat tepat untuk menjelaskan perilaku manusia pada bulan Ramadhan. Umat Islam memiliki kewajiban untuk melaksanakan ibadah tersebut yang telah memenuhi syarat sahnya puasa. Hal tersebut berkaitan dengan pemahaman apa itu puasa.
Secara bahasa puasa memiliki makna ‘al imsak’ menahan. Secara istilah dalam syariat Islam ilmu fikih puasa memiliki makna menahan dari segala yang membatalkan puasa diseluruh waktu siang hari (mulai dari terbitnya fajar sadik sampai terbenamnya matahari). Puasa tersebut dilakukan dengan niat khusus yaitu melaksanakan puasa di bulan Ramadhan. Rukunya puasa ada dua yaitu diawali niat pada waktu menjalankan puasa, dan yang kedua adalah hal hal yang membatalkan puasa. Rukun yang pertama tidak bisa ditinggalkan,kalau ditinggalkan menyebabkan puasanya tidak sah. Supaya jangan lupa maka apabila shalat terawih imam memimpin bersama sama mamum untuk berniat melaksanakan puasa besok hari puasa bulan Ramadhan. Sisi lain ada ulama yang membolehkan menjamak niat satu bulan penuh dimalam pertama bulan ramadhan. Ini kehati hatian agar puasanya terus sempurna dan tidak lupa niat.
Rukun yang kedua adalah hal hal yang membatalkan puasa. Hal hal yang membatalkan puasa ada ulama yang memberikan hitungan ada sebelas perkara. Di antaranya adalah makan,minum, dan sex (melakukan hubungan sex suami istri). Makan dan minum sudah jelas itu perkara yang utama yang banyak diketahui orang yang menyebabkan batalnya puasa, kecuali lupa (tidak membatalkan puasa). Perkara yang membatalkan puasa selanjutnya adalah hubungan sex. Hubungan sex tersebut dalam ilmu fikih dikenal dengan ‘wati’. Wati memiliki pengertian memasukan alat kelamin seorang laki laki sebagian atau semuanya ke alat kelamin manusia ataupun binatang dengan cara disengaja. Sisi lain kebutuhan sex juga dapat dilakukan mandiri atau dengan orang lain dengan sengaja mengeluarkan air mani dengan sengaja untuk menikmatinya. Hal yang demikian semuanya merupakan perilaku menikmati sex yang menyebabkan batalnya puasa.
Uraian tersebut dalam teori hirarki kebutuhan manusia Abraham Maslow merupakan kebutuhan dasar manusia (psychological needs kebutuhan dasar psikologis manusia). Dengan demikian maka untuk memenuhi kebutuhan dasar bercinta (sex) suami istri orang yang sedang menjalankan puasa sebaiknya dilakukan pada waktu malam hari. Tujuannya agar tidak mengganggu syah dan tidaknya ibadah puasa. Apabila dilakukan pada siang hari dalam keadaan melaksanakan ibadah puasa orang tersebut mendapat denda (kafarat) untuk menebus dosanya dan wajib melakukan puasa di lain bulan Ramadhan. Denda tersebut dapat dilakukan dengan memerdekakan budak yang beriman, atau melakukan puasa dua bulan berturut turut, atau bersedekah makanan pada enampuluh orang miskin. Setiap orang miskin mendapatkan bahan makanan pokok 1 mud (0,75 kg atau ¾ kg).
Hubungan sex bercinta suami istri memang kebutuhan dasar manusia. Namun ketika seseorang sedang melaksanakan puasa Ramadhan, maka sebaiknya dilakukan pada waktu malam hari. Hubungan sex bercinta suami istri dibulan Ramadhan dalam situasi virus Covid 19 memang penting dilakukan. Masalahnya menurut ahli kesehatan hubungan sex suami istri dapat menurunkan tingkat stress yang dihadapinya, meningkatkan kekebalan tubuh, relaksasi, dan menjadikan keluarga yang harmonis dan romantis. Hubungan sex bercinta suami istri merupakan ibadah dan kewajiban dalam membina keluarga yang sakinah,mawadah dan warahmah. Jadi bercinta di bulan Ramadhan dalam situasi virus Covid 19 tidak dilarang, bahkan mendapatkan pahala dan kebermanfaan yang besar bagi kesehatan keluarga dan agama, asal dilakukan dengan pijakan aturan puasa Ramadhan. Walahu’alam bishawab.