Loading...

Link & Aplikasi

    

IAIN Kudus Sukseskan Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa: Wujud Nyata Komitmen Hijaukan Negeri

Blog Single

IAIN Kudus turut menyukseskan Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa yang digagas  oleh Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA. Mengusung tema "IAIN Kudus Hijaukan Negeri, Lestarikan Bumi: Satu Juta Pohon Matoa untuk Masa Depan Dunia", kegiatan ini digelar di lingkungan kampus, tepatnya di sebelah utara Gedung Laboratorium Terpadu pada Rabu pagi (23/4), serta dihadiri oleh jajaran pimpinan, dosen dan tenaga kependidikan di IAIN Kudus.

Rektor IAIN Kudus, Prof. Dr. H. Abdurrohman Kasdi, Lc., M.Si, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini bertepatan dengan momentum Hari Bumi yang diperingati setiap 22 April. Ia menekankan bahwa inisiatif penanaman pohon matoa ini berasal dari Menteri Agama dan mendapat apresiasi luas dari berbagai pihak.

"Di tengah krisis ekologi yang melanda, gerakan ini merupakan bagian dari pengembangan ekoteologi. Pemahaman keagamaan harus mampu menginspirasi pelestarian lingkungan. Bencana alam tidak hanya terjadi karena faktor alam, tetapi juga karena perilaku manusia. Maka, sebagai insan akademik di lingkungan keagamaan, kita memiliki tanggung jawab moral dan spiritual untuk menjaga bumi," ujar Rektor.

Ia juga menambahkan bahwa IAIN Kudus akan terus memperkuat struktur dan fasilitas kampus yang mendukung pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan. "Terima kasih kepada seluruh sivitas akademika yang telah berpartisipasi untuk bersama-sama menyukseskan agenda nasional ini," imbuhnya.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nomor 182 Tahun 2025 tentang Gerakan Penanaman Satu Juta Pohon Matoa. Gerakan ini bertujuan meningkatkan kesadaran ekologis berbasis nilai-nilai agama, menciptakan lingkungan hidup yang lebih hijau, serta mendorong keterlibatan umat beragama dalam upaya pelestarian lingkungan.

Gerakan ini dilaksanakan secara serentak di berbagai unit Kementerian Agama, termasuk rumah ibadah, Kanwil Kemenag Provinsi, Kemenag Kabupaten/Kota, PTKN, pusat pelatihan, asrama haji, KUA, madrasah, satuan pendidikan keagamaan, pesantren, BAZNAS, badan wakaf, dan lembaga lainnya.

Pohon matoa dipilih sebagai simbol karena merupakan tanaman endemik Indonesia dari tanah Papua. Matoa memiliki nilai ekologis, sosial, dan budaya yang tinggi. Ia tumbuh kuat, rindang, adaptif terhadap berbagai kondisi lingkungan, dan menghasilkan buah yang bermanfaat, menjadikannya simbol konservasi berbasis kearifan lokal.

Share this Post:

Galeri Photo