Gandeng IAIN Kudus, Suara Merdeka Adakan Gerakan Santri Menulis
Program Gerakan Santri Menulis yang dicanangkan Suara Merdeka kali ini dilaksanakan di IAIN Kudus. Kegiatan yang dilaksanakan di di Aula lt. 3 Gedung Rektorat pada Selasa (2/4/2024) diikuti oleh mahasiswa IAIN Kudus.
Mewakili Pj. Bupati Kabupaten Kudus, Kepala Kesbangpol Kudus didampingi Rektor, Wakil RektorIII IAIN Kudus, Kan Kemenag Kudus, dan tim Suara Merdeka secara simbolik membuka pelaksanaan Gerakan Santri Menulis dengan membunyikan kentongan.
Mohammad Fitriyanto Kepala Kesbangpol saat menyampaikan sambutan dari Pj. Bupati yang berisi apresiasi kepada Suara Merdeka yang berusaha membuka cakrawala melalui gerakan santri menulis.
“ Santri di era milenial saat ini harus peduli literasi, harapannya melalui gerakan ini santri tidak hanya sekedar mampu berdakwah dengan lisan, namun juga melalui tulisan” harapnya.
Rektor IAIN Kudus Prof Dr Adurrohman Kasdi mengaku menyambut baik serta mengucapkan terimakasih telah diberi kepercayaan atas kegiatan tersebut.
"Kami yakin apa yang diberikan Suara Merdeka dapat mengisi ruang-ruang yang belum terisi oleh kami," terangnya.
Dia bahkan menyebut jika kegiatan Gerakan Santri Menulis akan menjadi bagian penting kampus IAIN terutama bagi mahasiswa atau mahasantri dalam memahami dan menguasai sisi intelektualitas dan kecendekiawanan.
"Sisi intelektualitas tidak cukup hanya dalam orasi tapi juga penting menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan. Jika diorasikan akan didengar oleh beberapa orang. Namun ide yang dituliskan tidak akan lekang oleh zaman dan daya jangkaunya begitu besar," ujarnya.
Segala langkah intelektualitas itu sendiri akan mendukung upayaa transformasi IAIN Kudus menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kudus kedepannya. Dimana saat ini proses transformasi itu telah berada di MenPAN RB.
Wakil Pimred Suara Merdeka Rukadi menyampaikan gerakan santri menulis ini sudah dilaksanakan Suara Merdeka selama 30 tahun. Dengan keliling dari kampus ke kampus, tahun ini dilaksanakan di 20 lokasi, 17 diantaranya ponpes ,1 SMK NU, dan 2 Kampus yaitu IAIN Kudus dan UIN Salatiga.
“Kehadiran kami untuk memberikan keterampilan menulis bagi masyarakat khususnya ponpes dan kampus. Civitas akademika menulis dengan tradisi menulis ilmiah / akademik. Jenis tulisan akademik kurang bisa dipahami seluruh kalangan, hanya bisa dipahami oleh orang-orang akademik. Gerakan santri Menulis Mengajarkan menulis menggunakan bahasa populer agar bisa dipahami dan dikonsumsi semua kalangan dengan latar belakang yang berbeda” terangnya.