Forum IDEALS IAIN Kudus lahirkan Manifesto Peradaban Suci
Peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ’alaihi wasallam di IAIN Kudus diselenggarakan dengan cara yang berbeda. Forum IDEALS (International Dialogue for Empowering Archive, Library and Museum) dengan tema: “Mediatization Applied Prophecthic Legacy for Global Peace (Prophet Muhammad’s Birthday Reflection)” diselenggarakaan oleh Perpustakaan IAIN Kudus pada 4 Oktober 2023 di Kudus menyita perhatian publik dari kalangan kiai, akademisi, birokrat, mahasiswa, santri, pustakawan dan juga pegiat literasi lintas bangsa.
Rektor IAIN Kudus Prof. Dr. H. Abdurrohman Kasdi, Lc., M. Si. mengapresiasi kegiatan IDEALS ini. Harapannya akan muncul ide-ide baru dalam rangka rekognisi para Civitas Akademika IAIN Kudus terhadap pemikiran para tokoh. Mulai bagaimana menjadikan Rasulullah Shallallahu ’alaihi wasallam sebagai inspirasi bersama, sampai pada tokoh Kudus. Baik itu Sunan Kudus, KH. R. Asnawi dan tokoh-tokoh lain.
"IAIN Kudus mempunyai komitmen tinggi dalam menghidupkan nilai-nilai kearifan lokal dan mengangkat Pemikiran Tokoh Kudus dan sekitarnya agar menjadi rujukan secara Nasional" jelasnya.
Salah satu narasumber, Dr. HM. Fathi Royyani dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang baru saja menulis buku Biografi Kiai Abbas Buntet, Lokomotif Perjuangan Kemerdekaaan, untuk bahan usulan pahlawan menegaskan pentingnya mengahargai para ulama sebagai pahlawan bangsa. Menurutnya konsep kepahlawanan perlu ditinjau kembali bukan sekedar perjuangan dimensi fisik (keterlibatan perang), tetapi juga perjuangan pembangunan jiwa dan karakter bangsa sebagaimana para ulama.
"Hari santri ini adalah kesempatan untuk refleksi diri tentang para ulama yang nyata dalam perjuangan bangsa"katanya.
Sementara Dr. KH Anasom dari UIN Walisongo mengungkap keteladanan KH Sholeh Darat dalam merespon isu-isu perempuan termasuk ketika beliau mengakomodasi keinginan RA Kartini dengan tafsir al Qur’an Jawa patut dijadikan teladan bangsa.
Dalam merespon jaringan global menghadirkan Ustadz Hasbi Sen MA dari Istanbul Foundation for Science and Culture. Secara khusus Hasbi menceritakan ulama produktif Badiuzzaman Said Nursi tokoh moderat dari Turki abad ke-19. Ratusan karyanya sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dunia dengan spirit risalah Nabi yang santun. Maka pada forum IDEALS ini juga dilounching Badiuzzaman Said Nursi Corner di Perpustakaan IAIN Kudus dengan penyerahan secara simbolik sejumlah buku karya Nursi kepada Rektor IAIN Kudus dan sejumlah narasumber.
Narasumber terakhir Dr. H. Nur Said, MA. yang juga Kepala Perpustakaan IAIN Kudus megelaborasi spirit Sunan Kudus dengan tiga core values yakni bagus laku (kasadaran akhlak), pinter ngaji (waliyyul ’ilmi) yang beroreintas ilmu, dan wasis dagang (etos enterpreneurship) yang dikenal dengan etos Gusjigang.
"Etos Sunan Kudus ini penting dikedepankan karena IAIN Kudus akan segera bertransformasi menjadi UIN Sunan Kudus agar mewardi distingsi epistemologi pengembangan ilmu nantinya" terangnya.
Hadir juga dalam forum tersebut PJ Bupati Kudus yang diwakili oleh Asisten III, Mas’ud MH menyatakan dukungan Pemda Kudus dalam gerakan literasi secara kolaboratif sejalan dengan semangat Iqra, risalah Nabi sebagaimana IDEALS ini.
Setelah parallel session yakni presentasi sejumlah paper yang dikirimkan oleh peserta dari berbagai kota, acara ditutup dengan pembacaan rekomendasi berupa Piagam Kudus, sebagai Manifesto Peradaban Suci oleh ketua tim perumus, Nur Said yang memuat 5 (lima) poin utama yakni:
Doktrin dan peradaban bahwa Nabi Muhammad Shallalahu ‘alaihi wa sallam sebagai model karakter Islam ideal (Qs. Al Qalam: 4) terekam Al Qur’an, Hadis dan berbagai khazanah Intelektual Islam baik dalam bentuk manuskrip (naskah kuno), kitab-kitab salaf, buku-buku modern maupun berbagai karya sastra dan budaya kekinian yang selaras dengan tuntutan zaman.
Jejak-jejak ulama dan auliya nusantara adalah bagian dari penerus Nabi Muhammad Shallalahu ‘alaihi wa sallam yang bisa menjadi alternatif model mensantrikan mahasiswa dan memahasiswakan santri responsif gender yang terintegrasi dalam Learning Ma’had dan Perguruan Tinggi di Indonesia secara sustainable.
Betapa besarnya kontribusi ulama nusantara dengan berbagai fokus gerakan dan model transformasi yang ditawarkan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Peran mereka perlu dihargai sebagai pahlawan, sehingga konsep kepahlawanan perlu ditinjau kembali bukan sekedar perjuangan dimensi fisik (keterlibatan perang) yang berorientasi hight tech, tetapi juga perjuangan pembangunan jiwa yang berbasis hight touch.
Perlunya dukungan mediatization warisan Nabi, auliya dan ulama dengan pendekatan yang selaras dengan kebutuhan native digital dengan berbagai platform terkini (blended learning) dalam mengahadapi perubahan besar (great disruption).
Perlu gerakan revitalisasi kahazanah manuskrip, kerarsipan, kepustakaan dan museum sebagai media pembelajaran kebudayaan bangsa untuk penguatan identitas bangsa yang berkarakter dalam menghadapi benturan nilai, ideologi transnasional menyongsong Indonesia emas 2045
Dengan semangat kolaborasi, Said yang juga didukung Rektor IAIN Kudus berharap forum IDEALS yang pertama kali ini bisa menjadi acara tahunan dengan menjalin berbagai lembaga/institusi nasional maupun internasional ke depannya untuk menyerap dinamika perkembangan teknologi informasi di perpustakaan maupun museum di berbagai daerah maupun negara tetangga. Hal ini sekaligus memupuk agar perpustakaan dan museumselalu di hati.()