Mahasiswa KKN IAIN Kudus Ikut Kelola Bank Sampah
Mahasiswa KKN IK IAIN Kudus ikut dalam pengelolaan sampah di Desa Prambatan Lor, Kaliwungu, Kudus. Posko KKN itu menjadi salah satu titik bank sampah desa itu. Yaitu terletak di RT 4/RW IV desa tersebut. Mahasiswa ikut terlibat dalam menerima dan mencatat sampah yang dikumpulkan warga setempat. Hasil bank sampah itu diuangkan setahun sekali.
Bank sampah dikelola inisiatif masyarakat desa itu. Ada empat titik pengumpulan atau bank sampah. Salah satunya di posko KKN IK IAIN Kudus.
Pengolahan sampah itu bagian upaya partisipasi menangani permasalahan sampah di sekitar Desa Prambatan Lor, Kaliwungu, Kudus. Dengan adanya bank sampah ini diharapkan dapat mewujudkan lingkungan yang bersih, nyaman dan terhindar dari segala macam penyakit seperti demam berdarah.
Program bank sampah di desa itu pertama kali dimulai pada tahun 2018. Saat itu dikelola oleh organisasi karang taruna. Sampah-sampah dari masyarakat ditukarkan di bank sampah. Setelah itu dipilih. Dibedakan berdasarkan jenisnya. Bisa didaur ulang atau tidak. Seperti kardus, botol, besi, dan plastik sisa perabotan rumah tangga.
Kepala LPPM IAIN Kudus Shobirin mengatakan program KKN-IK dengan memperhatikan masalah sampah sangat tepat, karena dalam ajaran agama Islam sangat menekankan adanya kebersihan. ”Sebagaimana hadis Rasulullah : Dari Aisyah RA, Rasulullah bersabda: "Islam itu agama yang bersih, maka hendaklah kamu menjadi orang yang bersih. Sesungguhnya tidak akan masuk surga, kecuali orang-orang yang bersih (HR Thabrani),” jelasnya.
Islam tidak mengajarkan hal-hal yang kotor, karena kotor melahirkan dampak yang buruk. Maka dengan selalu menjaga pola hidup yang bersih dan sehat, nanti akan terhindar dari berbagai penyakit. Sehingga akan menjadi umat yang sehat dan kuat. Dan melahirkan generasi yang sehat dan kuat pula.
”Namun dalam praktek sehari-hari banyak masyarakat yang kurang sadar dengan masalah sampah (membuang sampah sembarangan). Padahal membuang sampah sembarangan akan merusak pemandangan, mendatangkan bau yang tidak sedap, mendatangkan banjir level rendah sampai yang tinggi, mendatangkan berbagai penyakit dan dapat mencemari lingkungan,” ujarnya.
Manusia punya kuwajiban melestarikan alam dan lingkungan, namun manusia juga merupakan agen utama perusak lingkungan.
”Misalnya, dengan membuang sampah plastik di sembarang tempat. Hal ini dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara. Faktor utamanya adalah meningkatnya konsumsi, rendahnya kesadaran, rendahnya pendidikan masyarakat, lemahnya peraturan dan peningkatan jumlah penduduk,” terangnya.
Solusi untuk menangulangi semua tadi, salah satunya dengan cara mendirikan bank sampah. Masyarakat disadarkan membuang sampah pada tempatnya, memisahkan tempat sampah sesuai jenisnya, menggunakan tempat makan dan minum yang bisa digunakan berulang-ulang, pakai kantong belanja sendiri dan menggunakan wadah penyimpanan khusus.
”Ajaran agama Islam memandang kesehatan adalah suatu kondisi sehat secara menyeluruh. Baik secara fisik, mental, spiritual, dan sosial. Hal tersebut harus terjaga tidak hanya dengan menjaga masalah kesehatan secara individu, tapi juga perlu menjaga sistem, menjaga kesehatan keluarga dan menjaga sistem kesehatan masyarakat. Maka dapat disimpulkan bahwa menjaga kebersihan diri dan lingkungan adalah sebuah kewajiban, karena separuh keimanan adalah bersuci atau kebersihan,” tegasnya.