IAIN Kudus Dorong Kemandirian Ekonomi Pesantren
IAIN Kudus melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) mendorong kemandirian ekonomi pesantren dengan menyelenggarakan Pelatihan Penyusunan Proposal Inkubasi Bisnis Pesantren di Aula Lt. 3 Gedung Rektorat pada Selasa (22/03/2022).
Ketua LPPM IAIN Kudus M. Dzofir mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan bentuk kerja sama IAIN Kudus dengan Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Jawa Tengah. Dan melibatkan narasumber dan fasilitator dari Tim Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN KUDUS yang diikuti oleh peserta dari 22 pondok pesantren di Jawa Tengah, diantaranya Kendal, Solo, Semarang, Demak, Jepara, Kudus, dan Pati.
“Pengasuh pesantren dilatih untuk membuat business plan dengan baik, agar nantinya pesantren dapat mandiri secara ekonomi. Selain itu, Inkubasi Bisnis Pesantren juga digelar supaya para pengurus pesantren dapat memanfaatkan setiap peluang yang ada” jelasnya.
Dzofir menambahkan bahwa dengan pelatihan ini para pengasuh pesantren dilatih untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada di pesantren, hingga bisa melakukan pengembangan bisnis di pesantren.
Senada dengan hal tersebut Wakil Rektor II Dr. Nor Hadi., SE., M.Si., Akt., CA., CA., CRA., CRP. selaku penanggung jawab kegiatan mengatakan bahwa kegiatan ini adalah cara bagaimana membangun sikap entrepreneurship muda di kalangan santri pesantren. Lebih lanjut menjelaskan bahwa Indonesia dalam hal ini masih di bawah satu langkah dari Singapura karena Indonesia pertumbuhan enterpreneurnya masih di bawah 2 persen sedang Singapura sudah diatas 4 persen. Negara dikatakan maju satu diantaranya pertumbuhan entrepreneur muda lebih dari 4 persen. Saat pesantren Indonesia ambil posisi dan porsi mengisi hal ini, untuk itu kegiatan inkubasi bisnis dan business plan penting untuk dilakukan.
Selain itu, kegiatan tersebut juga diselenggarakan untuk menyambut kebijakan dari Kementerian Agama (Kemenag), terkait pengembangan bisnis. Sebab rencananya, Kemenag akan memberikan bantuan kepada pesantren terkait pengembangan bisnis di pesantren.
“Kalau tidak ditanggapi dengan meningkatkan kemampuan para pengasuh pesantren dalam hal menyusun business plan ini, maka bantuan yang digelontorkan oleh Kemenag bisa menjadi sia-sia. Karena bisa jadi mereka merencanakan bisnis secara apa adanya, tidak melalui identifikasi serta perencanaan yang matang sehingga bantuan digelontorkan setelah itu hilang,” jelasnya.
Di sisi lain, dengan adanya kegiatan tersebut, diharapkan pesantren akan bisa mandiri dengan kemampuan mengelola bisnis yang baik. Sedangkan nilai manfaatnya diharapkan tidak hanya dirasakan oleh pesantren itu sendiri, tetapi juga untuk masyarakat luas.
Sementara itu, Sekretaris RMI Jawa Tengah Abu Khoir menambahkan, pihaknya berharap dengan adanya kerja sama ini, IAIN Kudus dapat membantu membimbing para pengasuh pesantren dari segi akademik. Sehingga produk business plan yang dihasilkan benar-benar dapat diimplementasikan dan menguntungkan.
“Kita mengharapkan, melalui jalur akademik, teman-teman dari IAIN Kudus dapat membantu mendampingi pondok pesantren dalam merencanakan usaha, serta dapat membantu meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) itu sendiri. Sehingga business plan yang dihasilkan nantinya dapat lebih menarik,” katanya..
Abu Khoir berharap setelah adanya pelatihan ini ada kegiatan tindak lanjut, kegiatan pelatihan secara online atau pendampingan dalam pembuatan proposal bisnis plan, sehingga pengembangan perencanaan bisnis menjadi lebih baik.
(Editor: Yusi)