Mahasiswa dan Skill Abad 21 : Menyongsong Bonus Demografi dalam Bayang-Bayang Digitalisasi
Penulis : Nabah Syifa’un Najah – Peserta DIKLAT-PIMNAS II Tahun 2021
Mahasiswa adalah agent of change, penggerak perubahan kearah yang lebih baik dengan dibekali ilmu pengetahuan serta skill dan keterampilan untuk mewujudkan suatu gerakan perubahan. Disamping itu peran menjaga moral dan sebagai penerus generasi bangsa harus tetap dijaga demi memelihara kedamaian dan perwujudan bangsa yang maju.
Bonus demografi indonesia 2030 menjadi kesempatan emas sekaligus tantangan yang harus dihadapi oleh mahasiswa. Menurut data Bappenas, di tahun 2030 mendatang usia produktif masyarakat indonesia mencapai 64% dari total jumlah penduduk sekitar 297 juta jiwa. Perkembangan teknologi dan membudayanya teknologi serta digitalisasi dalam diri setiap individu menjadi sebuah peluang sekaligus menjadi sebuah tantangan. Tantangannya adalah ketidak bijaknya dalam mengelola dan menyaring informasi-informasi yang ada dalam dunia digital, seperti maraknya informasi dari media digital yang harus kita sikapi dan kita kritisi dengan bijak apabila tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Kemudian opportunity atau peluang dalam proses internalisasi digital dalam hal ini terkait dengan komunikasi adalah menjadikan media digital sebagai wadah untuk mengaktualisasikan diri kita dan membranding diri (personal branding) serta melakukan komunikasi yang efektif dan bermutu sehingga mendapatkan feedback yang baik oleh khalayak. Komunikasi yang efektif bilamana komunikasi atau informasi yang disampaikan dapat diterima dengan mudah terkait dengan isi pesan yang disampaikan. Dalam upaya membangun sebuah reputasi, mahasiswa juga dituntut harus memiliki kemampuan khusus dalam satu bidang tertentu yang dikuasai. Mahasiswa harus bisa membangun personal branding melalui sebuah teknik komunikasi yang baik. Dalam hal tersebut dapat mencerminkan nilai-nilai,kepribadian, keunggulan serta kualitas diri yang membedakan kemampuan satu mahasiswa dengan mahasiswa lain.
Bonus demografi indonesia dimana warga negara indonesia akan banyak didominasi oleh usia kelompok muda indonesia yang menjadi aktor terjadinya perubahan sosial kearah yang lebih baik. Mahasiswa sebagai pemuda dan bagian dari bangsa indonesia sendiri memiliki peran yang sangat penting dalam merevitalisasi arah gerak bangsa kedepan. Tidak banyak dipungkiri bahwasannya usia kaum muda nanti berperan dan aktif dengan adanya persiapan-persiapan yang matang mulai dari kemampuan individu untuk bersaing (penguatan SDM), literasi yang harus ditingkatkan dalam hal ini melalui digital, serta bagaimana membangun pola pikir yang maju dan kritis.
Komunikasi merupakan interaksi antara satu orang dengan orang lain atau satu kelompok dengan kelompok lain yang saling memberikan informasi tertentu. Akan tetapi memasuki era revolusi industri 4.0, komunikasi lebih dilakukan dengan pemanfaatan teknologi digital di media sosial sebagai sarana berkomunikasi. Tantangan bagi mahasiswa saat ini adalah bagaimana penerapan komunikasi menjadi kunci dalam menghadapi perubahan paradigma tatanan kehidupan pada abad 21. Di abad ke 21 ini tentu kompetisi akan pentingnya kemampuan berkomunikasi akan menjadi suatu hal yang perlu disiapkan disamping pengembangan sumber daya manusia yang cakap dan unggul.
Kesiapan generasi muda penerus bangsa khususnya mahasiswa saat ini akan menentukan arah gerak bangsa kedepan dalam 10-20 tahun yang akan datang. Abad ke 20 merupakan masa transformasi digital yang benar-benar ada dan kita jalankan. Arus informasi yang deras mengalir dalam perputaran roda kehidupan setiap detik, tidak dapat dipungkiri semua aktivitas mulai dari sosial, ekonomi, politik, serta beragama akan lebih deras mengalir dalam genggaman teknologi. seperti halnya komunikasi. Perubahan paradigma ini menjadi suatu tantangan yang harus dihadapi dalam tatanan kehidupan di abad 21. Sehingga perlu adanya kemampuan khusus untuk menyiapkan diri di abad 21 ini. Pertama, perlu adanya kolaborasi, dimana mahasiswa harus bisa membangun kerjasama yang baik demi mencapai tujuan yang diinginkan. Pentingnya kolaborasi menentukan bagaimana memberikan solusi dan berargumentasi untuk pencapaian tujuan. Kedua, komunikasi, jelas komunikasi menjadi suatu hal yang vital untuk bagaimana menyampaikan ide atau pokok pikiran yang jelas dan cepat sehingga melahirkan suatu pemikiran yang baik. Ketiga, adalah kemampuan berpikir kritis, mahasiswa harus memiliki keterampilan berpikir yang kritis untuk bagaimana bisa menyaring informasi-informasi yang tersebar melalui media digital terkait kebenaran informasi yang tidak terbatas di abad 21. Keempat, adalah menciptakan sesuatu yang kreatif guna menjadi pembeda antara satu mahasiswa dengan mahasiswa yang lain, membangun insan yang unggul dan mampu bersaing dalam konteks kehidupan yang kompetitif di abad 21 ini.