Link & Aplikasi

    

Mahasiswa KKN-IK IAIN Kudus Tanamkan Nilai Moderasi Beragama Melalui Wayang Moderasi dan Kartu Bergambar

Blog Single

Tim KKN-IK IAIN Kudus Desa Kedungdowo 2 menggunakan media wayang dan game kartu bergambar  sebagai alat untuk mengajarkan moderasi beragama kepada siswa kelas 5 MI NU Ittihadul Falah Kedungdowo. 

Kordes KKN-IK IAIN Kudus Desa Kedungdowo 2 Alya Nafisa menyampaikan bahwa selain itu penggunaan wayang sebagai media menyampaikan moderasi beragama juga sebagai upaya melestarikan wayang yang mana termasuk mainan tradisional warisan budaya yang tergerus arus globalisasi. Media wayang yang digunakan  terbuat dari beberapa bahan bekas seperti kardus bekas, koran bekas, sterofoam, dll. 

"Selain memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai, hal tersebut digunakan untuk mengajarkan anak bagaimana cara mengelola sampah rumahan dengan baik dan bijak. Bahkan bahan sampah tersebut bisa mendapatkan nilai jual maupun nilai kualitas yang tinggi jika diolah dengan benar" terangnya.

Alya menjelaskan wayang moderasi beragama yang ditampilkan memiliki judul “Toleransi Ragam Umat Beragama di Indonesia” di mana penampilan wayang tersebut dimainkan oleh 6 pemain dan 1 dalang sebagai pengatur jalannya cerita wayang tersebut. 6 wayang tersebut memiliki bentuk berbeda-beda sesuai dengan agama yang ada di Indonesia. Wayang tersebut dimainkan oleh Tim KKN-IK IAIN Kudus sebagai bentuk penyampaian nilai moderasi. Garis besar pada cerita wayang adalah menceritakan 6 sahabat yang berbeda agama sesuai dengan jumlah agama di Indonesia. Untuk amanat dalam cerita tersebut adalah kita harus saling menghormati antar umat beragama yang ada di Indonesia dengan berpedoman semboyan Indonesia “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

" Walaupun kita berbeda suku, agama, ras, dan budaya kita tetap satu Negara dan Bangsa yaitu Indonesia, maka dari itu kita harus saling menghormati, saling menolong, dan menyayangi antar sesama" ungkapnya.

Mukti Ali selaku Kepala Sekolah MI NU Ittihadul Falah berpendapat bahwa media wayang moderasi dan kartu bergambar membuat siswa menjadi lebih paham dan mudah mencerna materi yang disampaikan. 

"Selain itu, untuk memikat hati dan membuat siswa aktif dalam belajar, kita harus pandai-pandai dalam memilih dan menggunakan media belajar. Tentunya media yang digunakan harus mudah dipahami oleh siswa, dan pengajar harus lebih mahir dalam menggunakannya." terangnya.

Menurut Mukti Game kartu bergambar menjadikan penyampaian materi mudah diterima para siswa dengan menyenangkan. Hal tersebut bisa dijadikan siasat oleh pengajar untuk menghadapi anak-anak yang mudah bosan dalam menyampaikan ilmunya agar mudah diterima. 

Selain wayang, ada juga game edukasi berupa kartu bergambar moderasi  agama yang berisi tentang berbagai macam agama yang ada di Indonesia. Hal tersebut mulai dari nama agamanya, kitab sucinya, hari raya, serta tempat ibadahnya. Semua didesain dan dirancang sesuai dengan situasi dan kondisi dari sasaran, yakni kelas 5 di MI NU Ittihadul Falah Kedungdowo. Penggunaan media kartu bergambar ini diaplikasikan sebagai game menyenangkan yang bertema moderasi beragama. 

Kegiatan game Kartu bergambar  Moderasi Beragama yang diterapkan di MI NU Ittihadul Falah ini diharapkan agar siswa khususnya kelas 5 dapat memahami dan mengamalkan sikap toleransi terhadap sesama. Dapat memahami bahwa setiap perbedaan bukanlah suatu bentuk perpecahan, melainkan sebuah alat pemersatu bangsa, sebagaimana semboyan Bangsa Indonesia “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti berbeda beda tetap satu jua.

Kayla Maharani siswa kelas 5 MI Ittihadul Falah menyampaikan bahwa pementasan wayang dan permainan kartu bergambar sangat seru dan menyenangkan sehingga membuatnya  paham tentang toleransi beragama

Penulis : Alya

Editor : Yusi

Share this Post: