Akhirnya Medali Pertama Untuk IAIN Kudus
Inovasi media pembelajaran menjadi penyumbang medali pertama untuk IAIN Kudus dalam event IPPBMM 2021.
IAIN Kudus menempati juara kedua dalam cabang lomba ini. Juara pertama ditempati oleh tuan rumah UIN Sunan Kalijaga dan juara ketiga adalah UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungangung.
Hani Hiqmatunnisa kontingen yang mewakili IAIN Kudus merasa bahagia, senang dan bangga karena usaha yang telah dilalui memperoleh hasil. Serta berterima kasih atas dukungan semua pihak sehingga bisa membawa IAIN Kudus memperoleh juara kedua di cabang inovasi media pembelajan.
Menurutnya Banyak siswa mengganggap bahwa IPA merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan karena selama ini pembelajaran IPA di sekolah masih terbatas hanya pada teori-teori.
"Saya ingin menyampaikan bahwa IPA sebenarnya bisa dipelajari dengan menyenangkan dan ada konsep IPA ada di setiap hal di kehidupan kita" ucapnya.
Video pembelajaran yang diangkat yaitu Video “Delicious Science” – Belajar Sel Tumbuhan dan Hewan merupakan video pembelajaran yang berisi materi IPA SMP/MTs Kurikulum 2013 Kelas VII Semester 2.
Pembuatan cell cake/kue sel menerapkan model pembelajaran Hands on Activity dimana keunggulan dari model ini adalah siswa akan memperoleh pengetahuan secara langsung melalui pengalaman sendiri. Secara tidak langsung model pembelajaran ini merancang peserta didik untuk menggali informasi dan bertanya, beraktivitas dan menemukan, mengumpulkan data dan menganalisis serta membuat kesimpulan sendiri. Hani menuturkan video pembelajaran ini terintegrasi dengan teknologi QR code untuk materi pembelajaran dan tutorial pembuatannya. Pemanfaatan teknologi QR code pada kit pembelajaran ini diharapkan dapat menambah ketertarikan siswa untuk mengakses informasi pembelajaran.
"Penggunaan metode Pembelajaran Menyenangkan (Joyful Learning) diharapkan dapat mencipatakan perasaan menyenangkan pada siswa dalam proses belajar sehingga siswa dapat memusatkan fokus perhatiannya penuh pada pembelajaran. Hasil akhir yang dicapai tentu saja siswa dapat meningkatkan hasil belajar dan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditargetkan" jelasnya.
Selaku pembimbing cabang lomba inovasi pembelajaran Muhamad Imaduddin, M.Pd. menyampaikan bahwa konsep yang sengaja disiapkan yaitu konsep yang bisa memfasilitasi gaya belajar peserta didik dengan kecenderungan Visual, Kinestetik, dan Audio.
"Melalui pemodelan sel dalam bentuk antivitas culinery art, ketiganya dianggap dapat terfasilitasi. Selain itu, penggunaan teknologi yaitu QR code yang terntegrasi pada kit Scientific Culinary Art juga dapat meliterasi teknologi peserta didik." jelasnya.
Imad juga menambahkan aspek-aspek itu yang coba diperlihatkan pada media. Termasuk pula, bagaimana IPA harus pula diajarkan baik melalui minds-on dan hands-on activity.
Di kesempatan lain Pimpinan Kontingen Dr. H. Ihsan M.Ag. menyampaikan tak ada yang tak mungkin, jika mau dan sungguh-sungguh. "Alhamdulillah, ini dibuktikan oleh kontingen IAIN Kudus saat mengikuti ajang bergengsi tingkat regional PTKIN; IPPBMM ke VIII di Yogyakarta; Inovasi pembelajaran memberikan sumbangan pertama dari bidang riset dan sain ilmiah. Hal penting yang menjadi catatan kita adalah keseriusan dan kesungguhan ajeg berlatih dan istiqomah sebagai basis dan tonggaknya" katanya.
Menurutnya karakter mahasiswa untuk tekun menggeluti sesuai prodi, bakat dan minat mahasiswa menjadi sangat urgent, karena ini menjadi kebutuhan berkesinambungan dan secara sistemik kelembagaan dari waktu ke waktu serta dari satu kesempatan event secara berkelanjutan.
"Sukses untuk kontingen inovasi pembelajaran telah menyumbangkan perak untuk IAIN Kudus" pungkasnya.(Yusi)