Link & Aplikasi

    

Jalin Hubungan Diplomatik Kedubes RI Maroko dan Kazakhstan, IAIN Kudus Gelar Seminar Internasional

Blog Single

Dalam rangka menjalin hubungan diplomasi dan kerjasama di bidang pendidikan dengan Kedutaan Besar RI Maroko dan Kazakhstan, Pascasarjana IAIN Kudus menggelar Seminar Internasional dengan Tema “Membincang Masa Depan Diplomasi RI-Maroko dan RI-Kazakhstan untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam di Indonesia: Peluang dan Tantangan” pada Senin (29/03/2021).

Acara yang digelar secara online ini diawali dengan opening speech oleh Wakil Rektor 1 IAIN Kudus Prof. Dr. H. Supa’at, M.Pd., Duta Besar RI untuk Kerajaan Maroko dan Republik Islam Mauritania H.E. Hasrul Azwar dan  Duta Besar RI untuk Republik Kazakhstan dan Republik Tajikistan H.E. Rahmat Pramono.

Dalam sambutannya Supa’at menyampaikan bahwa program seminar ini merupakan upaya peningkatan mutu program studi dan lembaga IAIN Kudus. Menurutnya ada beberapa kemiripan antara Indonesia dengan Maroko dan Kazakhstan yaitu  sebagian besar warganya beragama Islam. Selain itu mazhab Islam yang dimiliki, yaitu Islam moderat. Sejalan dengan itu, IAIN Kudus memiliki spesialisasi di bidang Kajian Islam Terapan.

“Kesempatan ini dapat membuka pintu untuk berbagai jenis kerjasama. Saya berharap akan ada kerjasama dalam bentuk pertukaran pelajar, penelitian kolaboratif, kursus singkat,dan jika memungkinkan gelar bersama dan ganda” terangnya.

Dipandu dengan 3 bahasa yaitu Bahasa Indonesia, Inggris dan Arab acara ini diikuti oleh  134 partisipan online dengan latar belakang dosen, mahasiswa, alumni dan praktisi dalam dan luar negeri. 

Seminar International ini menghadirkan 3 narasumber dalam seminar ini diantaranya Dr. H. Abdurrohman Kasdi, Lc., M.Si. - Direktur Pascasarjana IAIN Kudus; Sugeng Wahono, SH., LL.M. - Minister Counsellor, Koordinator Fungsi Konsuler Kedutaan Besar Republik Indonesia di Nur-Sultan, Republik Kazakhstan; dan  Dr. Abdeslam Ballaji - Pakar Ekonomi Syariah Maroko dan President of the Moroccan Association for Islamic Economics.

Dalam paparannya Sugeng Wahono menitikberatkan pada potensi, peluang dan tantangan kerjasama Pendidikan dan Budaya Indonesia-Kazakhstan. Dimulai dengan latar belakang Pendidikan dan budaya serta dukungan dan upaya perlindungan yang diberikan oleh pemerintah kepada kaum muslimin sejak merdeka dari Uni Soviet pada tahun 1991.

“Semenjak kemeredekaan itu kegiatan keagamaan Islam tumbuh sangat pesat, di antaranya dengan menjadi anggota OKI pada tahun 1995, menjadi pelopor IOFS, melakukan revitalisasi Lembaga keagamaan dan pembentukan Asosiasi Spritual Muslim Kazakhstan” terangnya.

Dalam kesempatan yang sama  Abdeslam Ballaji menyampaikan hubungan yang sangat erat antara kedua negara RI-Maroko termasuk dalam bidang Pendidikan. Kedekatan beliau dengan beberapa mahasiswa dan WNI secara umum, memberikan image bahwa masyarakat Indonesia, khsusnya para mahasiswa memiliki karakter yang sangat positif, yaitu semangat menuntut ilmu yang tinggi dan prilaku yang terpuji, meskipun sebagain dari mereka ada yang terkendala dengan kemampuan Bahasa dan hafalan Al-Quran.

“Sangat dimungkinkan kedua negara bertukar pengalaman tentang kajian keislaman dan kerja sama antar lembaga keagamaan, seperti Maroko yang sukses mendirikan Institut Pengkaderan Imam dan Para Penceramah yang memiliki karakter Islam Moderat dan menjungjung tinggi sikap toleransi” ungkapnya. (Yusi)

Share this Post: