Loading...

Link & Aplikasi

    

Uniknya Ayat Doa Di Tengah Ayat-Ayat Puasa (2: 186)

Oleh Muhammad Misbah, Lc., M.Hum

Salah satu ayat perintah berdoa disebutkan dalam QS. Al-Baqarah: 186 yang berbunyi, Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” Ayat ini jika dicermati kata-katanya memiliki keunikan tersendiri, di antaranya:

Pertama: ayat ini terletak di tengah-tengah ayat puasa. Ayat sebelumnya adalah firman Allah, “Wahai orang-orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa...” kemudian dilanjut dua ayat setelahnya, barulah ayat tentang doa ini. Setelah ayat ini kembali lagi menjelaskan perihal puasa, “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu...” Letak ayat ini yang berada di tengah-tengah ayat puasa - padahal di dalamnya sama sekali tidak menyinggung tentang puasa - seolah-olah mengisyaratkan bahwa bulan Ramadhan merupakan waktu yang paling agung untuk berdoa dan paling besar dikabulkan. Seolah-olah juga mengisyaratkan bahwa Ramadhan adalah musimnya doa lantaran keutamaan bulan tersebut. Hal ini dikuatkan oleh banyak sabda Rasulullah, di antaranya, “Ada tiga doa yang tidak tertolak, imam yang adil, orang yang berpuasa sampai berbuka, dan doa orang yang dizalimi.” Sabda Nabi “Orang yang berpuasa sampai berbuka” ini tidak terbatas pada bulan Ramadhan. Jika orang yang berpuasa saja selain di bulan Ramadhan diijabahi doanya, apalagi yang berpuasa di bulan Ramadhan yang merupakan bulan paling mulia dan amal-amal yang dilakukan di dalamnya dilipat gandakan.

Kedua; di dalam al-Quran, firman Allah “Yas’alunaka” (Mereka bertanya/meminta kepadamu) atau yang semisalnya  disebutkan sebanyak 16 tempat, tujuh di antaranya terdapat dalam surat al-Baqarah. Namun pada ayat ini sangat berbeda, karena satu-satunya yang di dahului “syarat” berupa “idza” (apabila). Ini seolah-olah mengisyaratkan bahwa permintaannya itu sudah separoh jalan dikabulkan (diijabahi). Bisa dianalogikan dengan adanya seseorang yang datang menemui orang kaya lalu mengutarakan permintaan bantuan, tentu permintaan bantuan tersebut bisa diterima ataupun ditolak. Lain halnya jika orang kaya tersebut yang mengharapkan ada orang yang datang meminta bantuan kepadanya, tentu besar kemungkinan permintaannya itu dipenuhi. Gambaran yang kedua inilah seperti yang dilukiskan pada ayat doa ini. Artinya, jika Allah yang menginginkan hambaNya berdoa pada-Nya, sudah barang tentu besar kemungkinan diijabahi.

Ketiga; berbeda dengan ayat-ayat pertanyaan lainnya (yas’alunaka/ mereka bertanya kepadamu) di dalam surat al-Baqarah yang biasanya dijawab dengan ungkapan “qul” (katakanlah wahai Muhammad), Misalnya ayat khamr, “Mereka bertanya kepadamu tentang khamr, katakanlah wahai Muhammad....”khusus ayat ini jawaban pertanyaannya tidak memakai perantara (tidak ada qul). Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka  bahwasanya Aku adalah dekat. Seolah-seolah mengisyaratkan bahwa kehadiran Tuhan begitu dekat dan begitu cepat Dia mengabulkan doa-doa yang dipanjatkan hamba-Nya. Mumpung masih berada di bulan Ramadhan, bulan yang mulia mari kita perbanyak doa-doa.    

Share this Post: