KONSELING DAKWAH JANGAN ADA DOMINASI DALAM KELUARGA Oleh : Nur Ahmad, M.S.I
KONSELING DAKWAH
JANGAN ADA DOMINASI DALAM KELUARGA
Oleh : Nur Ahmad, M.S.I
Wahai Saudaraku Yang Tersayang
Cinta merupakan anugrah Allah yang terindah, karena cinta masalah yang berat menjadi ringan, yang susah menjadi senang, yang senang semakin bahagia (Mawaddah) bukan sekedar cinta yang menggelora, tetapi lebih dari itu. Bukan sekedar selalu ingin berdekatan dengannya, tetapi lebih dari itu juga. Mawaddah akan siap menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing, siap menerima apa adanya termasuk apapun yang tak pernah diduga sebelumnya. Kemuliaan yang diberikan Allah hendaknya dapat kita jaga sebaik-baiknya agar tidak terperosok ke dalam jurang kehinaan.
Hubungan suami-istri yang baik merupakan hal yang paling urgen dalam upaya harmonisasi keluarga. Jika antara kalian terjadi hubungan yang mesra, penuh cinta dan kasih yang dilandasi keihklasan hati, komunikasi terjalin hubungan dengan baik, sesulit apapun masalah yang harus diselesaikan, keutuhan rumah tangga akan mampu dipertahankan. Satu hal yang mempermudah untuk mewujudkan cinta kasih yang tulus adalah manakala kalian berdua saling menghormati dan saling menghargai dalam kesetaraan, maka hal ini tidak boleh ada dominasi diantara kalian.
Walaupun sebagai suami, kamu pemimpin dan pengayom istrimu, bukan berarti daia jatuh dalam kekuasaanmu. Sebagai lelaki kamu hendaknyalah dapat menunjukkan rasa tanggung jawab untuk teguh dalam janji setiamu dan mampu menjadi imam yang bisa diteladani oleh istri dan anak-anakmu kelak. Istrimu adalah pribadi yang merdeka dan utuh yang sekiranya engkau lalai, dia mempunyai hak untuk memuntut tanggung jawabmu. Dia juga manusia biasa yang terkadang mempunyai pasang-surut, mempunyai pula hal-hal yang tidak selalu diinginkannya bisa juga kekhilafan maupun kesalahan. Maka hal ini jangan keburu menyimpulkan, sesuai (QS. Al-Nisa’:34) yang artinya:
“ Istri yang Shalihah adalah yang taat dan dapat menjaga amanah Allah disaat suami sedang tidak berada ditempat. Istri yang engkau khawatirkan nusyuznya (mbandel), nasehatilah dia, tinggalkan dia dari tempat tidurmu, dan pukullah dia, jika mereka mentaatimu maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. ”.
Demikian juga kamu sebagai istri, engkau adalah sumber kasih sayang bagi suami dan anak-anakmu nanti. Kesetiaanmu kepada suami adalah andalan bagi rumah rumah tanggamu. Engkau sebagai penentram dan penyejuk hati dilaka hati gundah. Suamimu juga manusia biasa yang butuh pengertian dan pengorbanan darimu, sekiranya suamimu berbuat kesalahan, atau persoalan antara kalian maka komunikasikan dengan tenang, berbaik sangkalah dan janga pernah mengambil keputusan tergesa-gesa.
Saudaraku Yang Saya Cintai
Kita dapat belajar banyak dari ayat tersebut, ayat tersebut tidak boleh dipergunakan untuk sikap menganiaya terhadap suami atau istri sendiri, karena sekalipun itu terjadi dalam keluarga, tetap termasuk dalam kategori kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), ketidak adilan, baik berupa kekerasan fisik, psikis, ekonomi atau seksual. Hiduplah dalam kebersamaan dalam kondisi apapun, ketika susah dan gembira, ketika terhimpit maupun lapang. Maka dari itu kokohkanlah selalu keutuhan dalam rumah tangga kalian dalam nuansa agamis penuh dengan kemesraan. Keikhlasan niat baik akan selalu mendorong kalian untuk selalu bersyukur kepada Allah atas segala karunia-Nya.
Adapun yang tidak kalah pentinya wahai saudaraku, sekali pun baru mempunyai sedikit rizki, kalian bisa berbagi dengan orang-orang disekitar kalian, terutama kepada mereka yang membutuhkan. Mengasah kepedulian itu sangat penting untuk melatih rohani agar tidak terbelenggu oleh hawa nafsu yang tidak mendidik, sadarilah bahwa kita tidak akan pernah bisa hidup tanpa orang lain bahkan kita membutuhkan orang lain, dengan kepedulian itu hati kalian akan tenang, ada perasaan aman, tentram dan Insya Allah hidup kalian akan berkah.